Friday, December 21, 2012

AKAR PENYEBAB MASALAH LINGKUNGAN







AKAR PENYEBAB MASALAH LINGKUNGAN
  
1.    Pencemaran
a.    Kondisi Riil.
Polusi adalah pencemaran yang diakibatkan oleh limbah atau sampah yang dibuang tidak pada tempatnya. Biasanya kita mengasosiasikan polusi ini dengan polusi udara, padahal yang namanya polusi itu segala sesuatu pencemaran mulai dari air, udara, sampai polusi tanah. Semuanya tentunya sangat berbahaya bagi lingkungan dan merugikan kehidupan manusia.
Limbah secara umum adalah limbah mempunyai karakteristik fisik, kimiawi, ataupun biologis sedemikian rupa sehingga memerlukan penanganan dan prosedur pembuangan khsus untuk menghindari resiko terhadap kesehatan manusia dan atau efek-efek lain yang merugikan bagi lingkungan hidup.
Limbah berbahaya dapat mengakibatkan;
·         Bahaya akut jangka pendek, seperti toksinitas akut tertelan, tehisap melalui pernafasan, atau terabsorpsi melalui kulit, karosifvitas atau bahaya lainnya terhadap kulit atau mata atau risiko kebakaran atau ledakan.
·         Bahaya jangka panjang terhadap lingkungan (lognternm environmental hazards). Meliputi toksinitas kronis akibat paparan berulang, karsinogenisitas (dalam beberapa hal bisa terjadi akibat paparan akut tetapi mampunyai periode laten yang panjang untuk sampai terjadi efek), tahan/resisten terhadap proses-proses ditoksifikasi seperti biodegradasi, mempunyai potensi mencemari air bawah tanah atau air permukaan, atau secara estetik tidak dikehendaki misalnya karena bau yang tidak sedap.
Udara pada lingkungan tercemar oleh zat-zat polutan sehingga tidak bersih lagi dan merupakan gangguan bagi makhluk hidup/manusia sekitarnya. Dengan kemajuan teknologi pada masa kini, polusi udara telah menimbulkan banyak kekhawatiran terutama di daera daerah industri.
Penyebab polusi udara dapat terjadi akibat dari, yaitu;
·         Kendaraan bermotor
Semua kendaraan bermotor yang memakai bensi dan solar akan mengeluarkan gas CO, Nitrogen Oksida, blerang dioksida dan partikel-partikel lain dan sisa pembakarannya. Unsur-unsur ini bila mencapai kuantum tertentu dapat merupakan racun bagi manusia atau hewan. Sebagai contoh gas CO merupakan racun bagi fugnsi-fungsi darah, SO2 dapat menimbulkan penyakit sistem pernapasan.
·         Pabrik-pabrik industri
Bagi pabrik industri yang di antara bahan bakunya banyak menggunakan zat-zat kimia organik maupun anorganik. Sebagai hasi pengelolaannya selain menghasilkan produk-produk yang berguna bagi kepentingan hidup manusia juga dikeluarkan produk-produk yang tidak berguna malahan dapat berupa racun. Produk-produk yang tidak berguna ini jelas akan dibuang dan bisa merusak lingkungan, berupa gangguan pada kehidupan dan kelestarian lingkugan bila tanpa pengendalian.
Berbagai bentuk penyakit akan timbul pada masyarakat di sekitar pabrik atau pada pekerja sendiri akibat masuknya zat-zat buangan ini ke dalam tubuh. Misal dengan timbulnya apa yang disebut penyakit Pneumokoniosis, yaitu segolongan penyakit yang disebabkan oleh penimbunan debu-debu dalam paru-paru.
Untuk menentukan apakah orang tersebut terserang penyakit paru-paru akibat penimbunan debu dalam paru-paru, tidak mudah kalau hanya berdasarkan kelainan-kelainan yang terjadi pada tubuh. Harus ada riwayat pekerjaan atau lingkungan tempat tinggal ang selalu mereka gunakan atau sering berurusan dengan debu-debu yang membahayakan misalnya pernah bekerja atau pernah tinggal di sekitar petambangan, di pabrik keramik dan lain-lain.
Kelainan yang terjadi pada tubuh bergantung pada banyaknya debu yang timbul dalam paru-paru, makin luas bagian paru yang terkena makin hebatlah gejala-gejalanya, walaupun hal itu tidak selalu benar. Gejala yang timbul, antara lain batuk-batuk kering, sesak napas, kelelahan umum, berat badan yang turun, banyak berdahak dan lain-lain.
Untuk pengobatan secara khusus terhadap penyakit ini boleh dikatakan tidak ada. Pemberian obat-obatan umumnya hanya ditujukan untuk mengurangi penderitaan dan gejala-gejala yang timbul. Satu-satunya tindakan adalah yang bersangkutan tidak lagi mengisap debu berbahaya tadi.
Dengan demikian pencegahan merupakan hal yang perlu diutamakan. Biaya pencegahan relatif tidak seberapa bila dibandingkan dengan akibat penyakit ini.
b.    Keterkaitan.
Inefficiency dalam pengolahan limbah.
c.    Ideal.
Secara umum pencemaran udara diartikan sebagai udara yang mengandung satu atau beberapa zat kimia dalam konsentrasi tinggi, sehingga mengganggu manusia, hewan, tumbuhan dan makhluk hidup lainnya di dalam suatu lingkungan. Oleh karena itu diperlukan usaha-usaha untuk mencegah pencemaran udara ini.
Berikut  usaha pencegaran pencemaran udara yang dapat kita lakukan, yaitu;
·         Mengurangi pemakaian bahan bakar fosil terutama yang mengandung asap serta gas-gas polutan lainnya agar tidak mencemarkan lingkungan.
·         melakukan penyaringan asap sebelum asap dibuang ke udara dengan cara memasang bahan penyerap polutan atau saringan;
·         Mengalirkan gas buangan ke dalam air atau dalam lauratan pengikat sebelum dibebaskan ke air. Atau dengan cara penurunan suhu sebelum gas buang ke udara bebas;
·         Membangun cerobong asap yang cuup tinggi sehingga asap dapat menembus lapisan inversi thermal agar tidak menambah polutan yang tertangkap di atas suatu pemukiman atau kita;
·         Mengurangi sistem transportasi yang efisien dengan menghemat bahan bakar dan mengurangi angkutan pribadi;
·         Memperbanyak tanaman hijau di daerah polusi udara tinggi, karena salah satu kegunaan tumbuhan adalah sebagai indikator pencemaran dini, selain sebagai penahan debu dan bahan partikel lain.
·         Produksi Bersih merupakan tindakan efisiensi pemakaian bahan baku, air dan energi, dan pencegahan pencemaran, dengan sasaran peningkatan produktivitas dan minimisasi timbulan limbah. Istilah Pencegahan Pencemaran seringkali digunakan untuk maksud yang sama dengan istilah Produksi Bersih. Demikian pula halnya dengan Eco-efficiency yang menekankan pendekatan bisnis yang memberikan peningkatan efisiensi secara ekonomi dan lingkungan. Pola pendekatan produksi bersih bersifat preventif atau pencegahan timbulnya pencemar, dengan melihat bagaimana suatu proses produksi dijalankan dan bagaimana daur hidup suatu produk. Pengelolaan pencemaran dimulai dengan melihat sumber timbulan limbah mulai dari bahan baku, proses produksi, produk dan transportasi sampai ke konsumen dan produk menjadi limbah. Pendekatan pengelolaan lingkungan dengan penerapan konsep produksi bersih melalui peningkatan efisiensi merupakan pola pendekatan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan daya saing.
2.    Penipisan Cadang Mineral.
a.    Kondisi Riil
Harga minyak telah melonjak dan industri segera mencari sumber energi baru. Apa yang bisa menjadi mendatang untuk menggantikan bensin menjalankan mobil Anda?
Sudah ada banyak pembicaraan bahwa air bisa menjadi komoditas masa depan dan akan keuntungan seperti minyak. Ada banyak peneliti yang melihat bahwa tubuh berkurang air tertentu adalah sama dengan penipisan cadangan minyak. Mari kita melihat ketersediaan sumber daya.
70% dari bumi saat ini ditutupi dengan air, tetapi hanya 3% yang layak untuk dikonsumsi manusia. Dari 3%, 2 / 3 dari itu masih beku dan sebagian besar gletser dan selubung es. Oleh karena itu kira-kira hanya 1% dari itu akan tersedia untuk digunakan manusia. Bagaimana dengan sisa 97%? Mereka tidak cocok untuk minum atau untuk penggunaan pertanian. Sehingga Anda dapat melihat sebenarnya ada banyak sumber daya yang tersedia. Namun, ada beberapa Lingkungan yang melihat penyalahgunaan lingkungan air yang sama seperti penyalahgunaan dan limbah minyak.
Setiap hari orang menggunakan bensin untuk semua jenis penggunaan. Apakah Anda sadar bahwa cadangan minyak menipis dan sebenarnya dunia akan segera menghadapi krisis minyak? Meskipun akan memakan waktu bertahun-tahun terjadi tapi satu hal yang pasti, harga bensin akan terus meroket karena menghabiskannya. Namun, air juga perlahan-lahan mengalami jenis yang sama eksploitasi sebagai akibat dari penggunaan yang tidak terkontrol minyak dan bahan bakar lainnya. Sebagai kegiatan industri meningkat, lebih pembakaran bahan bakar fosil telah menyebabkan pemanasan global. Terburuk dari semua, itu juga menyebabkan perubahan iklim yang membawa curah hujan terlalu banyak untuk beberapa tempat dan sedikit di lokasi lain. Semua ini juga telah menyebabkan kontaminasi air.
Terlepas dari semua di atas, air masih menjadi komoditi yang sangat panas di masa depan. Perusahaan peralatan besar seperti General Electric sudah menatap pada kesempatan ini. Pasar seperti distribusi air minum, pengelolaan, pengolahan limbah dan pertanian sudah sedang aktif dikembangkan di seluruh dunia. Diperkirakan bahwa industri ini hampir pasar lebih dari $ 500 miliar dan tumbuh pada kecepatan kilat. Perusahaan seperti perusahaan berbasis Singapura - Sembcorb Industri, Zurich basis Asset Management berkelanjutan dan Jepang-Belanda perusahaan Consulting semua menuangkan banyak pembangunan ke dalam air yang berhubungan dengan bisnis.
Seperti air menjadi privatisasi, maka akan bertabrakan dengan hak air global manusia. Orang-orang berdebat bahwa air adalah penting bagi kehidupan manusia dan distribusinya harus dibuat tersedia untuk umum dan bukan hanya orang kaya yang mampu air. Jika ini benar-benar terjadi, daripada orang miskin mungkin tidak memiliki air minum yang aman sebagai air minum akan menjadi citra mewah dan menonjol dalam periklanan.
Sekarang, jika air lebih lanjut industrialisasi sebagai suplemen untuk bensin, itu akan lebih dalam konflik antara gas, minyak dan air. Apakah atau tidak air akan menjadi "minyak biru" untuk masa depan sumber atau baru gas, kita masih harus menjaga sumber utama hidup kita dan kebutuhan. Ini adalah untuk memastikan bahwa kita tidak ingin mengalami apa yang kita hadapi sekarang di industri bensin yang berperang melawan tingginya harga komoditas. Kami tidak ingin air menjadi salah satu komoditas satu hari.
b.    Keterkaitan
Over Consumptions
c.    Ideal
Air sangat berfungsi dan berperan bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Penting bagi kita sebagai manusia untuk tetap selalu melestarikan dan menjaga agar air yang kita gunakan tetap terjaga kelestariannya dengan melakukan pengelolaan air yang baik seperti penghematan, tidak membuang sampah dan limbah yang dapat membuat pencemaran air sehingga dapat menggangu ekosistem yang ada.
3.    Kontaminasi Pestisida
a.    Kondisi Riil
Pencemaran lingkungan terutama lingkungan pertanian disebabkan oleh penggunaan bahan-bahan kimia pertanian. Telah dapat dibuktikan secara nyata bahwa bahan-bahan kimia pertanian dalam hal ini pestisida, meningkatkan produksi pertanian dan membuat pertanian lebih efisien   dan ekonomi. Pencemaran  oleh pestisida tidak saja pada lingkungan   pertanian tapi juga dapat membahayakan kehidupan manusia dan hewan dimana residu pestisida terakumulasi pada produk-produk pertanian dan pada perairan.
Peningkatan kegiatan agroindustri selain meningkatkan produksi pertanian juga menghasilkan limbah dari kegiatan tersebut. Penggunaan pestisida, disamping          bermanfaat untuk meningkatkan produksi pertanian tapi juga   menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan pertanian dan juga terhadap kesehatan manusia.
Dalam  penerapan di bidang pertanian, ternyata tidak semua pestisida mengenai sasaran. Kurang lebih hanya       20% pestisida mengenai sasaran   sedangkan 80% lainnya jatuh ke tanah. Akumulasi residu pestisida tersebut mengakibatkan pencemaran lahan pertanian. Apabila masuk ke dalam rantai makanan, sifat beracun bahan pestisida dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, mutasi, bayi lahir cacat, CAIDS (Chemically Acquired Deficiency Syndrom) dan sebagainya.
Pada masa sekarang ini dan masa mendatang, orang lebih menyukai produk pertanian yang alami dan bebas dari pengaruh pestisida   walaupun produk pertanian tersebut didapat dengan harga yang lebih  mahal dari produk pertanian yang menggunakan pestisida.
Pestisida yang paling banyak menyebabkan kerusakan lingkungan dan mengancam kesehatan manusia adalah pestisida sintetik, yaitu  golongan organoklorin. Tingkat kerusakan yang disebabkan oleh senyawa  organoklorin lebih  tinggi  dibandingkan   senyawa  lain,  karena  senyawa  ini  peka  terhadap sinar matahari dan tidak mudah  terurai.
Penyemprotan dan pengaplikasian dari bahan-bahan kimia pertanian selalu berdampingan dengan masalah pencemaran lingkungan sejak   bahan-bahan kimia tersebut dipergunakan dilingkungan. Sebagian besar   bahan-bahan kimia pertanian yang disemprotkan jatuh ke tanah dan  didekomposisi oleh mikroorganisme. Sebagian menguap dan menyebar di  atmosfer dimana akan diuraikan oleh sinar ultraviolet atau diserap hujan  dan jatuh ke tanah.
Pestisida bergerak dari lahan pertnaian menuju aliran sungai dan danau  yang dibawa oleh hujan atau penguapan, tertinggal atau larut pada aliran  permukaan, terdapat pada lapisan tanah dan larut bersama dengan aliran  air tanah. Penumpahan yang tidak disengaja atau membuang bahan- bahan kimia yang berlebihan pada permukaan air akan meningkatkan konsentrasi pestisida diair. Kualitas air dipengaruhi oleh pestisida berhubungan dengan keberadaan dan tingkat keracunannya, dimana kemampuannya untuk diangkut adalah fungsi dari kelarutannya dan kemampuan diserap oleh partikel-partikel tanah.
b.    Keterkaitan.
Inefficiency dalam penggunaan pestisida.
c.    Ideal.
Peraturan dan cara-cara penggunaan pestisida dan pengarahan kepada  para pengguna perlu dilakukan, karena banyak dari pada pengguna yang  tidak mengetahui bahaya dan dampak negatif pestisida terutama bila digunakan pada konsentrasi yang tinggi, waktu penggunaan dan jenis pestisida yang digunakan. Kesalahan dalam pemakaian dan penggunaan pestisida akan menyebabkan pembuangan residu pestisida yang tinggi  pada lingkungan pertanian sehingga akan menganggu keseimbangan lingkungan dan mungkin organisme yang akan dikendalikan menjadi resisten dan bertambah jumlah populasinya.
4.    Berkurangnya Cadangan Makanan
a.    Kondisi riil.
Bicara makan, maka saat ini kita sedang dihadapkan dengan dunia yang tua, bumi (tanah) yang sudah sempit, rusak,  dan (seperti dicemaskan) tak mampu lagi memenuhi permintaan penduduk dunia yang tumbuh pesat. Meski ada teknologi, namun lahan tetap menjadi hal utama yang tak dapat diabaikan perannya dalam peningkatan produksi pangan.
Meningkatnya insiden kelaparan dunia, yang melonjak sekitar 200 juta dalam 2 tahun terakhir -- yang dipicu oleh kombinasi dari tingginya harga pangan, krisis finansial, menipisnya cadangan energi, dan perubahan iklim – adalah momok yang mengerikan. Disamping berbagai faktor yang telah disebutkan tadi, salah-satu yang juga menjadi pangkal masalahnya adalah soal tanah (lahan) untuk pertanian.
Di Bumi Pertiwi ini, lahan masih terbentang luas untuk digarap, meski untuk itu kita pun tak lepas dari berbagai perdebatan, diantaranya soal isu lingkungan dan sebagainya. Apabila lahan yang dimiliki petani memadai, maka volume komoditas yang dihasilkan akan meningkat linier dengan pendapatan. Dengan demikian, swasembada beras yang sudah dicapai dapat dipertahankan. Cukup banyak terobosan baru yang dilahirkan oleh para penentu kebijakan di negeri ini dalam rangka antisipasi ancaman rawan pangan di masa depan.
b.    Keterkaitan.
Over Populations
c.    Ideal.
pencetakan sawah baru di wilayah tertentu, pembukaan lahan gambut, food estate dan sebagainya. Dalam hal mendorong upaya budidaya di tingkat petani, selain memberi penyadaran serta sosialisasi teknis melalui penyuluhan, berbagai sarana produksi pun tersedia, mulai dari benih hibrida, pupuk, serta sarana perlindungan tanaman dengan berbagai teknologi terkini. Tak cukup sampai di situ, promosi keanekaragaman pangan (diversifikasi) pun digalakkan agar beban konsumsi yang semata-mata tertumpu pada beras dapat dikurangi, karena masih banyak jenis bahan pangan lain yang dapat dimanfaatkan di Bumi Pertiwi ini.
Harapannya adalah, bagaimana ketahanan pangan anak bangsa dapat diciptakan.
Kalau hal tersebut memang terwujud, maka prospek besar pun terbentang di depan mata. Bumi Pertiwi, tempat kita berpijak ini akan menjadi harapan makhluk bernama manusia sejagat raya. Mengapa tidak? Karena saat ini dan dimasa mendatang, ratusan juta manusia di berbagai negara terancam kelaparan akibat rawannya persediaan bahan pangan. Apalah artinya sebuah negara adidaya -- dengan kelebihan dana, kecanggihan teknologi, serta industri yang kuat, bila ternyata mereka tidak memiliki ketersediaan bahan pangan yang cukup?
Dalam hal diversifikasi pangan, sedapatnya kita mengupayakan agar tidak selalu mengkonsumsi beras, tapi digantikan nasi jagung, sagu, ubi jalar, sukun, pisang, labu kuning dan sebagainya. Semangat diversifikasi pangan telah bergema – mungkin -- sejak puluhan tahun belakangan, namun sayang, gaung tersebut tampaknya belum mampu memberikan dampak berarti bagi perilaku konsumen di negara kita, terutama dalam hal keragaman pangan yang dikonsumsi.

No comments: